Wednesday 22 February 2012

Cerita Liburan Ke Bali Part #1

Akhirnyaa.. setelah hampir sebulan, bisa juga update blog lagi..
Kali ini mau cerita tentang liburan keluarga ke Bali kemaren..
Liburan ini kali pertama aku, hubby and my lovely son si icun jalan2 bareng dan jauh juga.. hehehe dan ini kali pertama pula aku ke Bali.. yakz.. diusia 26,5 tahun hampir 27 tahun ke Bali.. Kalah jauh ma Ishan anakku yg masih berusi hampir 15 bulan.. hummpphh...
well.. emang sebaiknya anak memperoleh yg lebih baik dari orang tuanya.. #nangisbombaymenghiburdiri
Pesan tiket jauuuhhh-jauh hari.. tepatnya 1 tahun sebelumnya.. hahahah.. sekitaran februari 2011 saat si ican usia masih 3 bulan, iseng2 misua dapat pemberitahuan klo ada promo a*r*si* Jakarta - Bali.. lumayan dapat harga murah siy PP hanya 900K untuk ber3.. asyeekk khan.. sayang juga klo dilewatin.. itung2 saat itu setahun yg lalu, ishan pas dah lumayan gede dan lumayan ngerti (pikiran saat itu). Yapss.. tiket sudah didapat.. tinggal nabung buat uang saku dan hotel aja dee..
Eitss... bulan november ato desember apa januari.. haisshh lupa.. (nasib otak pentium3 danbelum diupgrade) ada pemberitahuan dari si maskapai klo pemberangkatan yg seharusnya tgl 14 Feb 2012 Pagi berubah menjadi jam 8an malem WIB otomatis sampe bali jam 11 WITA.. dengan pertimbangan membawa balita.. dan dari si maskapai kita bisa merubah waktu keberangkatan ato pulang terkait perubahan tadi, jadi hubby pun menelpon si maskapai dan minta di reschedulle... tapiiii.. ini karena saking semangatnya ato apa lah itu hubby salah denger ketika si mbak konfirmasi kembali.. dan jadilah tiket kebali tersebut dengan jadwal berangkat tgl 15 jam 20.00 WIB, pulang tgl 16 jam 18.00 WITA.. ceritanya kita numpang doank dunk di Bandara.. dan klo mau reschedulle lagi kita kena hampir 1,5j jeti.. whattss.. mending kita cari maskapi lain aja buat berangkatnya dunk.. akhirnya browsing dee tiket pesawat.. dan alhamdulilah dapat g*r*d* dengan harga lebih murah dari biaya reschedulle.. hoppss.. langsung embat dee.. yippiieee... :-D..
Mulai hunting persiapan si icun buat ke Bali dee...

Cerita di Bali masuk part #2 aja yaaa.. :)

Tuesday 24 January 2012

Aku ingin menjadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan

Sangaaaattt menginsipirasi para orang tua dalam mendidik anak.. :)
----------------------------------------------------------------------------------

Di kelasnya ada 50 orang murid, setiap kali ujian, anak perempuanku tetap mendapat ranking ke-23. Lambat laun membuat dia mendapatkan nama panggilan dengan nomor ini, dia juga menjadi murid kualitas menengah yang sesungguhnya. Sebagai orangtua, kami merasa nama panggilan ini kurang enak didengar, namun anak kami ternyata menerimanya dengan senang hati. Suamiku mengeluhkan ke padaku, setiap kali ada kegiatan di perusahaannya atau pertemuan alumni sekolahnya, setiap orang selalu memuji-muji "Superman cilik" di rumah masing-masing, sedangkan dia hanya bisa menjadi pendengar saja.

Anak keluarga orang, bukan saja memiliki nilai sekolah yang menonjol, juga memiliki banyak keahlian khusus. Sedangkan anak nomor 23 di keluarga kami tidak memiliki sesuatu pun untuk ditonjolkan. Dari itu, setiap kali suamiku menonton penampilan anak-anak berbakat luar biasa dalam acara televisi, timbul keirian dalam hatinya sampai matanya bersinar-sinar. Kemudian ketika dia membaca sebuah berita tentang seorang anak berusia 9 tahun yang masuk perguruan tinggi, dia bertanya dengan hati pilu kepada anak kami: Anakku, kenapa kamu tidak terlahir sebagai anak dengan kepandaian luar biasa? Anak kami menjawab: Itu karena ayah juga bukan seorang ayah dengan kepandaian luar biasa. Suamiku menjadi tidak bisa berkata apa-apa lagi, saya tanpa tertahankan tertawa sendiri.

Pada pertengahan musim gugur, semua sanak keluarga berkumpul bersama untuk merayakannya, sehingga memenuhi satu ruangan besar di restoran. Topik pembicaraan semua orang perlahan-lahan mulai beralih kepada anak masing-masing. Dalam kemeriahan suasana, anak-anak ditanyakan apakah cita-cita mereka di masa mendatang? Ada yang menjawab akan menjadi pemain piano, bintang film atau politikus, tiada seorang pun yang terlihat takut mengutarakannya di depan orang banyak, bahkan anak perempuan berusia 4½ tahun juga menyatakan kelak akan menjadi seorang pembawa acara di televisi, semua orang bertepuk tangan mendengarnya. Anak perempuan kami yang berusia 15 tahun terlihat sibuk sekali sedang membantu anak-anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya kelak. Di bawah desakan orang banyak, akhirnya dia menjawab dengan sungguh-sungguh: Kelak ketika aku dewasa, cita-cita pertamaku adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menari dan bermain-main. Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan akan cita-cita keduanya. Dia menjawab dengan besar hati: Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang-bintang. Semua sanak keluarga tertegun dibuatnya, saling pandang tanpa tahu akan berkata apa lagi. Raut muka suamiku menjadi canggung sekali.

Sepulangnya ke rumah, suamiku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak perempuan kami kelak menjadi guru TK? Apakah kami tetap akan membiarkannya menjadi murid kualitas menengah? Sebetulnya, kami juga telah berusaha banyak. Demi meningkatkan nilai sekolahnya, kami pernah mencarikan guru les pribadi dan mendaftarkannya di tempat bimbingan belajar, juga membelikan berbagai materi belajar untuknya. Anak kami juga sangat penurut, dia tidak membaca komik lagi, tidak ikut kelas origami lagi, tidur bermalas-malasan di akhir minggu juga tidak dilakukan lagi. Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajaran dan buku latihan dikerjakan tanpa henti. Namun biar bagaimana pun dia tetap seorang anak-anak, tubuhnya tidak bisa bertahan lagi dan terserang flu berat. Biar sedang diinfus dan terbaring di ranjang, dia tetap bersikeras mengerjakan tugas pelajaran, akhirnya dia terserang radang paru-paru. Setelah sembuh, wajahnya terlihat kurus banyak. Akan tetapi ternyata hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa atau menangis, tetap saja nomor 23.

Kemudian, kami juga mencoba untuk memberikan penambah gizi dan rangsangan hadiah, setelah berulang-ulang menjalaninya, ternyata wajah anak perempuanku semakin pucat saja. Apalagi, setiap kali akan ujian, dia mulai tidak bisa makan dan tidak bisa tidur, terus mencucurkan keringat dingin, terakhir hasil ujiannya malah menjadi nomor 33 yang mengejutkan kami. Aku dan suamiku secara diam-diam melepaskan aksi menarik bibit ke atas demi membantunya tumbuh ini. Dia kembali pada jam belajar dan istirahatnya yang normal, kami mengembalikan haknya untuk membaca komik, mengijinkannya untuk berlangganan majalah "Humor anak-anak" dan sejenisnya, sehingga rumah kami menjadi tenteram kembali. Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak mengerti akan nilai sekolahnya.

Pada akhir minggu, teman-teman sekerja pergi rekreasi bersama. Semua orang mempersiapkan lauk terbaik dari masing-masing, dengan membawa serta suami dan anak untuk piknik. Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa dan guyonan, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan karya seni pendek. Anak kami tiada keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan gembira. Dia sering kali lari ke belakang untuk menjaga bahan makanan. Merapikan kembali kotak makanan yang terlihat agak miring, mengetatkan tutup botol yang longgar atau mengelap jus sayuran yang bocor ke luar. Dia sibuk sekali bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.

Ketika makan terjadi satu kejadian di luar dugaan. Ada dua orang anak lelaki, satunya adalah bakat matematika, satunya lagi adalah ahli bahasa Inggeris. Kedua anak ini secara bersamaan menjepit sebuah kue beras ketan di atas piring, tiada seorang pun yang mau melepaskannya, juga tidak mau membaginya. Walau banyak makanan enak terus dihidangkan, mereka sama sekali tidak mau peduli. Orang dewasa terus membujuk mereka, namun tidak ada hasilnya. Terakhir anak kami yang menyelesaikan masalah sulit ini dengan cara sederhana yaitu lempar koin untuk menentukan siapa yang menang.

Ketika pulang, jalanan macat dan anak-anak mulai terlihat gelisah. Anakku terus membuat guyonan dan membuat orang-orang semobil tertawa tanpa henti. Tangannya juga tidak pernah berhenti, dia mengguntingkan banyak bentuk binatang kecil dari kotak bekas tempat makanan, membuat anak-anak ini terus memberi pujian. Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas hewan shio masing-masing. Ketika mendengar anak-anak terus berterima kasih, tanpa tertahankan pada wajah suamiku timbul senyum bangga.

Sehabis ujian semester, aku menerima telpon dari wali kelas anakku. Pertama-tama mendapatkan kabar kalau nilai sekolah anakku tetap kualitas menengah. Namun dia mengatakan ada satu hal aneh yang hendak diberitahukannya, hal yang pertama kali ditemukannya selama 30 tahun mengajar. Dalam ujian bahasa ada sebuah soal tambahan, yaitu siapa teman sekelas yang paling kamu kagumi dan alasannya. Selain anakku, semua teman sekelasnya menuliskan nama anakku.

Alasannya sangat banyak: antusias membantu orang, sangat memegang janji, tidak mudah marah, enak berteman, dan lain-lain, paling banyak ditulis adalah optimis dan humoris. Wali kelasnya mengatakan banyak usul agar dia dijadikan ketua kelas saja. Dia memberi pujian: Anak anda ini, walau nilai sekolahnya biasa-biasa saja, namun kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu.

Saya berguyon pada anakku, kamu sudah mau jadi pahlawan. Anakku yang sedang merajut selendang leher terlebih menundukkan kepalanya dan berpikir sebentar, dia lalu menjawab dengan sungguh-sungguh: “Guru pernah mengatakan sebuah pepatah, ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan.” Dia pelan-pelan melanjutkan: “Ibu, aku tidak mau jadi pahlawan, aku ingin jadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan.” Aku terkejut mendengarnya dan mengamatinya dengan seksama.

Dia tetap diam sambil merajut benang wolnya, benang warna merah muda dipilinnya bolak balik di jarum bambu, sepertinya waktu yang berjalan di tangannya mengeluarkan kuncup bunga. Dalam hatiku terasa hangat seketika. Pada ketika itu, hatiku tergugah oleh anak perempuan yang tidak ingin menjadi pahlawan ini. Di dunia ini ada berapa banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi pahlawan, namun akhirnya menjadi seorang biasa di dunia fana ini. Jika berada dalam kondisi sehat, jika hidup dengan bahagia, jika tidak ada rasa bersalah dalam hati, mengapa anak-anak kita tidak boleh menjadi seorang biasa yang baik hati dan jujur.

Jika anakku besar nanti, dia pasti akan menjadi seorang isteri yang berbudi luhur, seorang ibu yang lemah lembut, bahkan menjadi seorang teman kerja yang suka membantu, tetangga yang ramah dan baik. Apalagi dia mendapatkan ranking 23 dari 50 orang murid di kelasnya, kenapa kami masih tidak merasa senang dan tidak merasa puas? Masih ingin dirinya lebih hebat dari orang lain dan lebih menonjol lagi? Lalu bagaimana dengan sisa 27 orang anak-anak di belakang anakku? Jika kami adalah orangtua mereka, bagaimana perasaan kami?

-----------------------------------------------------------------
Karena merupakan repost dari milissehat dan merupakan repost dari milis lain..
mohon ijin share buat yg pertama bikin.. :)

Mencr*t.. lagi-lagi mencr*t...

Hufftt.. sesuai judul.. baru diare karena roseolanya sembuh seminggu kemaren.. eh jumat ishan mencr*t lagi... kenapa siy sayaang..
Kronoligis detilnya kurang lebih begini..
Jumat, 20/01/12, Pulang kantor dapat laporan dari pengasuhnya kalo ishan susah makannya.. nasi masuk sedikiitt... cuma mau makan pisang.. puding juga ogah.. trus dikasih susu mau tapi gak lama dimuntahin..
Pas aku pulang kantor, ditawarin dee ishan susu ultra uht coklat dikit siy.. mau.. trus karena maemnya seharian dikit yg masuk, jadinya dibeliin dee biskuit.. mau tapi dikit juga.. tapiiii gak lama dimuntahiin... hiikkss..
kenapa lagi iniiii...????
Malemnya sebelum tidur, ishan BAB, lumayan banyak, dan lembek serta bau banggeetts.. maaf seperti telor busuk.. huummpphh... kenapa ma ishan yaaa..
akhirnya karena karena ma klo minum susu dimuntahin dikasihlah air putih aja.. sampe ishan tertidur sendiri.. #kasian kamu sayang
Jam 11an coba kasih susu lagi.. 100cc.. anaknya alhamdulillah klo ma susu doyan.. cumaa.. habis itu, kurleb 1 jam kemudian.. ditengah2 tidur bisa2nya dia muntahin itu susu tapiii mata masih merem.. Akhirnyaa jam 12 malem bersihin badan ishan yg kena muntahan dan ngelap2 sprei.. terpaksa dee harus bangunin ishan.. karena mau gak mau ganti baju dia yg basah kena muntahannya.. huhuhu...
masalah tidak berhenti mpe jam 12 malem teng.. sekitar jam 3 paginyaa ishan lagi-lagi BAB dengan kondisi sama seperti sebelum dia tidur.. dan mau gak mau harus bangunin ishan lagi.. hufft.. karena harus bersihin pupnya dikamar mandi.. huhuhu... gak tega dee liatnya.. tentu saja ishan nangis dee malem2 dan pagi2 belum subuh harus bangun dibawa kekamar mandi lagi.. maaf ya naakk...
lanjoot tidur lagi.. ishan bangun jam 6 pagi.. daaaann lagi2 ishan pup yg sama lagi.. lembek dan berbau.. huhuhu..  akhirnya sabtu pagi jam 8 manggl tukang urut.. mungkin ishan kecapean ato masuk angin.. akhirnya diurut dan kata tukang urutnya ishan emang kecapean dan masuk angin gitu.. abis diurut, ishan tidur nyenyak banget.. ya gimana gak nyenyak.. semalem tidurnya gak tenang..
Ceritanya selanjutnya.. setelah tidur sore ishan.. bangun tidur jam 4 sore.. ishan dimandiin pake air anget.., makan masih susah.. hanya mau buah dan puding. sekitar jam 5 sampe jam 7 malem ishan lagi2 BAB encer, seperti diare klo diitung celana yg abis pup lgs cuci ada 9x.. huwaaa... anaknya siy gak lemes.. cuma gak sekatif biasanya.. konsultasi sama temen2 milis.. disaranin perbanyak cairan yg masuk, walo makan susah yg penting cairan yg masuk banyak untuk mengganti cairan yg keluar.. klo diliat dari tanda2 dehidrasi, ishan ada di level rendah mendekati sedang, seperti belum pipis lagi setelah 6 jam, ato pipis terakhir ishan jam 12 siang, sampe jam 7 malem belum pipis lagi, trus klo nangis gak keluar air mata, mulut seperti kering, trus nafsu minumnya besar banget,, kayak orang kehausan bangettt.. abis minum sebotol, masih minta lagi.. bersyukurnya masih mau minum.. jadi yg ngikutin saran temen2 milis, selama masih mau minum, diobservasi dirumah aja.. yg penting cairan yg masuk harus banyak.. baru klo udah gak mau minum harus bawa ke rumah sakit. Awlanya sempet kepikiran mau dibawa kerumah sakit buat test feses.. cuma berdasar apa yg aku browsing2 di internet,, diare kebanyakan di sebabkan oleh virus, yg harus dilakuin adalah perbanyak cairan yg masuk.. diare adalah bentuk pertahanan dari tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari tubuhnya.. selama anak masih mau minum,, cukup diobservasi dirumah saja. ya udah dee... alhamdulillah jam 7an ishan pipis.. banyak.. hehehe.. akibat kebanyakan minum kalik yaa.. sementara susu di stop dulu sambil liat perkembangan selanjutnya.. alhamdulillah.. diare berhenti.. dan pupnya sudah normal walo masih lembek, susu kembali dikasih hingga senin malem.. Lahhh kok cuma sampe senin malem.. emangnya ada apa lagi..
Ternyata selasa pagi ini,, abis ishan bangun tidur.. dia pup (lagi) lembek cenderung encer.. hadeuuh.. pusing pisan euy... dann 1 jam kemudian pup (lagi) dengan bentuk yg sama.. oooh... semoga tidak berlanjut.. dah pesen ke pengasuhnya.. klo masih pup lagi.. kasih oralit ato yg penting banyakin minum... semoga sehat ya nak..

we luv u.. :-)

Tuesday 17 January 2012

No Puyer

Sejak join milis sehat.. aku makin melek dengan kesehatan, penggunaan obat yg lebih rasional dan masih banyak lagi. Terutama mengenai puyer..
Kenapa "No Puyer" mungkin ini pendapat dari aku.. mohon maaf klo salah kata dan mohon koreksinya..
Puyer ini menurut literatur sana sini yang aku baca adalah obat polifarmasi (percampuran lebih dari satu macam obat).
Banyak negara sudah meninggalkan pengobatan dalam bentuk puyer ini. Hanya Indonesia saja yang masih mempertahankan bentuk pengobatan dengan menggunakan puyer.
Mengapa penggunaan puyer harus ditinggalkan, berikut alasannya :
1. Puyer berisiko menimbulkan interaksi obat-obatan di dalam puyer tersebut satu sama lain.
2. Dalam proses pembuatannya bisa jadi kurang steril, karena peralatan yg digunakan bisa jadi bekas meracik obat sebelumnya.
3. Obat rusak sebelum sampai di tangan konsumen karena proses penggerusan dan kesalahan dalam peracikan obat.
Sebenarnya, penggunaan puyer sah-sah saja selama ketiga alasan diatas bisa diatasi. Apalagi obat yg terkandung dalam puyer ini bisa disesuaikan dengan berat badan serta lebih mudah ditelan oleh anak kecil selain harganya lebih murah tentunya. 

Note : untuk source lebih detil tentang penggunaan puyer, bisa di cari dinternet.. :-)

Batuk Rejan dan Pentingnya Imunisasi

Huhuhu.. klo inget² batuk yg ini niy.. sediiih banget.. nyesel.. bersalah.. campur aduk...
Maafkan mamamu ini ya nak.., karena berbekal ilmu yg tak sebarapa dan masa2 galau klo remaja kalik ya.. jadi efeknya my ishan sakit dee :-(
Well, begini asal mula ceritanya..
Jauh hari sebelum ishan lahir.. aku pernah membaca postingan dari teman tentangbahaya imunisasi.. yang katanya dari apalah.. apalah.. yang pastinya membuat saya percaya.. sebenarnya bukan salah tuh orang yg posting ya.. salahnya kenapa saat itu aku langsung percaya begitu saja tanpa membaca literarur yg lain dan minta pendapat orang2 yg ahli pastinya.. mungkin karena membawa-bawa nama agama.. dan klo sudah membawa nama agama disertai bukti link yg menurutku "benar" jadilah saya mantab untuk TIDAK melakukan imunisasi untuk anak saya.. *tepokjidatnangisgulingguling
Mungkin pikiranku gak akan terbuka sampe aku menerima cobaan ini.
Yaps.. sejak ishan batuk2 terus dan batuknya berbeda dari batuk yg biasa dia derita. Apalagi sampe mempengaruhi nafsu makan ishan yang biasanya sangat rakus.. huhuhu.. saat itu karena sudah tau yg namanya batuk biasanya karena virus, cukup perbanyak asupan cairan.. tapi gmn mau banyak masuk tuh cairan klo minum aja gak mau.. apalagi makan.. mungkin karena banyak lendir yg bikin cairan itu susah masuk.. mana ishan rewel lagi.. mungkin lapar dan haus, tapi sakit buat nelen :-(
Akhirnya.. batuk seminggu gak sembuh2, aku bawa ishan ke dokter anak.. disana ishan dikasih obat batuk berupa racikan puyer dan antibiotik karena didiagnosa ada radang.. :-(
Lagi-lagi karena ilmu ttg kesehatan yg minim, saya kasih  lah tuh obat ke anak saya.. :-( (nanti akan aku bahas dipostingan lain mengenai puyer dan RUM)
Namun, kenapa udah 2 minggu itu batuk gak bekerja ya.. huhuhu.. mana udah diinhalasi sampe 3x, sedot lendir 3x.. (yg ini emaknya pake drama nangis gak tega ngeliat anak disedot lendir) tapi masih batuk juga, jadilah menganggap dokter pertama tidak kompatible mengatasi batuk anakku, akhirnya pindah dokter anak lain hasil googling.
Ketemulah dokter yg dipercaya buat ishan sampe sekarang.. dan diagnosanya ishan terkena batuk rejan ato batuk 100 hari ato istilah medisnya pertussis.. apaan niy.. dijelasin bla..bla.. bla.. tentang si pertussis ini..  dan yg bikin bertambah lipat2 rasa bersalah adalah karena ishan belum ada kekebalan dari bahaya batuk ini.. dan darimana ishan bisa dapetin kekebalan itu.. jawabannya IMUNISASI.. huwaaa. nangis guling2 deee.. dari vaksin DPT yangs seharusnya ishan dapat dari umur 2 bulan dan selanjutnya. Anak yg sudah divaksin aja maish bisa kena apalagi yg belum.. trus bedanya dimana donkkkk?? efeknya.. yaa.. anak yg divaksin mungkin tidak akan separah yg belum mendapat kekebalan.. dan batuk ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis seperti pada penjelasan dari website berikut : http://medicastore.com/penyakit/931/Pertussis.html
Dari penjelasan si dokter yg panjang lebar dan mudah dimengerti ini.. meleklah aku akan pentingnya imunisasi untuk anak.. dan langsung jatuh hati sama niy dokter. Trus si dokter meresepkan 2 obat, ventolin dan antibiotik yg masih kadar rendah untuk batuk karena bakteri.. dengan catatan 1 minggu belum ada hasil yg berarti harus cek lab untuk memastikan batuk apa yg diderita dan mengganti antibiotiknya, harus ganti antibiotik yg lebih tinggi levelnya ato yg bisa menyerang lgs si bakteri ini. Ok.. kitta ikutin saran si dokter..  sambil harap2 cemas dan merasa penantian seminggu itu lama sekalii apalagi klo udah ngeliat anak lg batuk sangat2 tersiksa..
Seminggu terlewati, batuk belum ada petunjuk kearah yg lebih baik. Diputuskan cek lab, dari hasil Lab saat itu benar ishan kena batuk pertussis.. akhirnya ganti antibiotik dan tetap dengan obat batuk ventolin. Alhamdulillah seminggu kemudian ada kemajuan terutama pada frekuensi batuk sehari lebih sedikit.. yg artinya antibiotik bekerja untuk membunuh si bakteri.. ya masih ada siy sedikit batuk2 dan ishan pun mulai menunjukkan selera makannya yg "rakus" itu.. senaaaangg.. hurray..
2 minggu setelah batuk bener2 sembuh.. konsultasi dokter langsung ishan aku imunisasi.. gak tanggung2 paha kanan kiri lgs kena suntikan semua.. *maaf ya nak.. demi kebaikan mu :)
Masih PR ini.. untuk catch up imunisasi yg tertinggal..